Senin, 01 Oktober 2018

Dimas Diajeng Jogja Angkat Keunikan Kampung Siliran


SILIRAN - Sowan siliran adalah Rangkaian kedua dari acara hari pariwisata sedunia yang sebelumnya dilaksanakan di Bantul. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 24 september 2018 dan di laksanakan di kampung Siliran, Panembahan kraton, Kota yogyakarta.

Siliran adalah dulunya tempat abdi dalem yang betugas untuk mematikan dan menghidupkan lampu dengan meniup lampu yang dulu masih menggunakan sentir atau api lentera, dari cara meniup lampu tersebut lalu kampung ini dinamakan siliran karena meniup identik dengan sejuk yang di bahasa jawakan dengan silir.

Dimas diajeng yogyakarta 2018 mengangkat keunikan dari kampung siliran yaitu Jemparing Jemparing adalah tradisi budaya asli dari keraton yang hingga saat ini kurang di kenali dan akan di angkat kembali oleh para dimas diajeng agar tradisi Jemparing dapat dikenal dan dapat tersebar luas.
Jemparing adalah seni memanah tradisional dari tradisi budaya kraton dengan menggunakan alat panah tradisional tanpa menggunakan alat modern. Keunikan dari jemparing ini memanah bukan hanya membidik namun menggunakan hati, perasaan. Pemanah saat mengikuti jemparingan harus menggunakan baju jawa, serti sorjan, kebaya, jarik, keris dan minimal menggunakan blangkon. 
"Keunikan jemparingan inilah yang perlu di kembangkan sehingga menarik minat wisatawan saat liburan di Yogyakarta," ujar salah satu panitia kepada KRjogja.com.

Acara sowan siliran adalah rangkaian acara hari pariwisata sedunia yang dilaksanakan di 4 kabupaten dan 1 kota mulai tanggal 23 september 2018. Di Bantul mengangkat mainan tradisional yang hampir punah, selanjutnya di siliran mengangkat tentang jemparingan. Selanjutnya di GunungKidul mengangkat tentang makanan yang hampir punah, di sleman mengangkat kerajinan dari sampah dan terakhir di kulon progo mengangkat pengolahan teh rempah. (*)


Sumber : https://krjogja.com/web/news/read/78960/Dimas_Diajeng_Jogja_Angkat_Keunikan_Kampung_Siliran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung