SILIRAN - Sowan siliran adalah Rangkaian kedua dari acara hari pariwisata
sedunia yang sebelumnya dilaksanakan di Bantul. Acara ini dilaksanakan
pada tanggal 24 september 2018 dan di laksanakan di kampung Siliran,
Panembahan kraton, Kota yogyakarta.
Siliran adalah dulunya tempat abdi dalem yang betugas untuk mematikan
dan menghidupkan lampu dengan meniup lampu yang dulu masih menggunakan
sentir atau api lentera, dari cara meniup lampu tersebut lalu kampung
ini dinamakan siliran karena meniup identik dengan sejuk yang di bahasa
jawakan dengan silir.
Dimas diajeng yogyakarta 2018 mengangkat keunikan dari
kampung siliran yaitu Jemparing Jemparing adalah tradisi budaya asli
dari keraton yang hingga saat ini kurang di kenali dan akan di angkat
kembali oleh para dimas diajeng agar tradisi Jemparing dapat dikenal dan
dapat tersebar luas.
Jemparing adalah seni memanah tradisional dari tradisi budaya kraton
dengan menggunakan alat panah tradisional tanpa menggunakan alat modern.
Keunikan dari jemparing ini memanah bukan hanya membidik namun
menggunakan hati, perasaan. Pemanah saat mengikuti jemparingan harus
menggunakan baju jawa, serti sorjan, kebaya, jarik, keris dan minimal
menggunakan blangkon.
"Keunikan jemparingan inilah yang perlu di kembangkan sehingga
menarik minat wisatawan saat liburan di Yogyakarta," ujar salah satu
panitia kepada KRjogja.com.
Acara sowan siliran adalah rangkaian acara hari pariwisata sedunia
yang dilaksanakan di 4 kabupaten dan 1 kota mulai tanggal 23 september
2018. Di Bantul mengangkat mainan tradisional yang hampir punah,
selanjutnya di siliran mengangkat tentang jemparingan. Selanjutnya di
GunungKidul mengangkat tentang makanan yang hampir punah, di sleman
mengangkat kerajinan dari sampah dan terakhir di kulon progo mengangkat
pengolahan teh rempah. (*)
Sumber : https://krjogja.com/web/news/read/78960/Dimas_Diajeng_Jogja_Angkat_Keunikan_Kampung_Siliran

Tidak ada komentar:
Posting Komentar